. Pengertian
Mencetak
Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan
alat cetak atau acuan atau klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana
atau di rencana. Dalam perkembanagan seni rupa mencetak biasa dikatakan seni
grafis yakni merupakan karya dwi mantra yang dibuat untuk mencurahkan ide atau
gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga
memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas
keterampilan maupun keterampilan penciptanya.
Mencetak sendiri juga memiliki nama lain yaitu seni grafis. Teknik
seni grafis dapat dibagi dalam kategori dasar sebagai berikut:
*
Cetak relief, di mana tinta berada pada permukaan asli dari matrix.
teknik relief meliputi: cukil kayu, engraving kayu, cukil linoleum/linocut, dan
cukil logam/metalcut.
*
Intaglio, tinta berada di bawah permukaan matrix. teknik ini meliputi:
engraving, etsa, mezzotint, aquatint, chine-collé dan drypoint;
*
planografi di mana matrix permukaannya tetap, hanya mendapat perlakuan
khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. teknik ini
meliputi: litografi, monotype dan teknik digital
*
stensil, termasuk cetak saring dan pochoir.
Teknik lain dalam seni grafis yang tidak temasuk dalam
kelompok ini adalah ‘kolografi’ (teknik cetak menggunakan kolase), proses
digital termasuk giclée, medium fotografi serta kombinasi proses digital dan
konvensional.
Kebanyakan
dari teknik di atas bisa juga dikombinasikan, khususnya yang berada dalam
kategori sama. Misalnya, karya cetak Rembrandt biasanya secara mudah disebut
dengan “etsa”, tapi seringkali dipakai juga teknik engraving dan drypoint, dan
bahkan kadang-kadang tidak ada etsa-nya sama sekali.
Cukil
Kayu
Cukil kayu , adalah salah satu teknik cetak relief,
merupakan teknik seni grafis paling awal, dan merupakan satu-satunya yang
dipakai secara tradisional di Asia Timur. Kemungkinan pertama kali dikembangkan
sebagai alat untuk menciptakan pola cetak pada kain, dan pada abad ke-5 dipakai
di Tiongkok untuk mencetak teks dan gambar pada kertas.Teknik cukil kayu di
atas kertas dikembangkan sekitar tahun 1400 di Eropa, dan beberapa waktu
kemudian di Jepang. Di dua tempat ini, teknik cukil kayu banyak digunakan untuk
proses membuat gambar tanpa teks.
Seniman membuat skets terlebih dulu pada sebidang papan
kayu, atau di kertas yang kemudian ditransfer ke papan kayu. Tradisionalnya,
seniman kemudian menyerahkan rancangannya ke ahli cukil khusus, yang
menggunakan peralatan tajam untuk mencukil bagian papan yang tidak akan terkena
tinta. Bagian permukaan tinggi dari papan kemudian diberi tinta dengan
menggunakan roller, lalu lembaran kertas, yang mungkin sedikit lembab, ditaruh
di bawah papan.Kemudian papan digosok dengan baren (alat yang digunakan di
Jepang) atau sendok, atau melalui alat press.Jika memakai beberapa warna, papan
yang terpisah dipakai untuk tiap warna.Seniman yang menggunakan teknik ini:
Albrecht Dürer, Werner Drewes, Hiroshige, Hokusai.
Albrecht Dürer, Werner Drewes, Hiroshige, Hokusai.
Engraving
Proses ini dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1430 dari
engraving (ukiran halus) yang digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi
karya mereka. penggunaan alat yang disebut dengan burin merupakan ketrampilan
yang rumit.

Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda.

Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda.
Seluruh permukaan plat diberi tinta, kemudian tinta
dibersihkan dari permukaan, yang tertinggal hanya tinta yang berada di garis
yang diukir. Kemudian plat ditaruh pada alat press bertekanan tinggi bersama
dengan lembaran kertas (seringkali dibasahi untuk melunakkan). Kertas kemudian
mengambil tinta dari garis engraving (bagian yang diukir), menghasilkan karya
cetak.
Etsa
Etsa adalah bagian dari kelompok teknik intaglio bersama
dengan engraving, drypoint, mezzotint dan aquatint. Proses ini diyakini bahwa
penemunya adalah Daniel Hopfer (sekitar 1470-1536) dari Augsburg, Jerman, yang
mendekorasi baju besinya dengan teknik ini. Etsa kemudian menjadi tandingan
engraving sebagai medium seni grafis yang populer.Kelebihannya adalah, tidak
seperti engraving yang memerlukan ketrampilan khusus dalam pertukangan logam,
etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar.
Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali
memiliki detail dan kontur halus. Garis bervariasi dari halus sampai
kasar.Teknik etsa berlawanan dengan teknik cukil kayu, pada etsa bagian
permukaan tinggi bebas tinta, bagian permukaan rendah menahan tinta. Mula-mula
selembar plat logam (biasanya tembaga, seng atau baja) ditutup dengan lapisan
semacam lilin. Kemudian seniman menggores lapisan tersebut dengan jarum etsa
yang runcing, sehingga bagian logamnya terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan
dalam larutan asam atau larutan asam disapukan di atasnya. Asam akan mengikis
bagian plat yang digores (bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah
itu, lapisan yang tersisa dibersihkan dari plat, dan proses pencetakan selanjutnya
sama dengan proses pada engraving.
Seniman
yang menggunakan teknik ini:
Albrecht
Dürer, Rembrandt, Francisco Goya, Whistler, Jim Dine, Otto Dix, James Ensor,
Lucian Freud, Paul Klee, Einar Hakonarson, Edward Hopper, Horst Janssen, Käthe
Kollwitz, Mauricio Lasansky, Brice Marden, Henri Matisse, Giorgio Morandi,
Pablo Picasso, Peter Milton, Paula Rego and Cy Twombly.
Mezzotint
Salah satu cara lain dalam teknik intaglio di mana plat
logam terlebih dahulu dibuat kasar permukaannya secara merata; gambar dihasilkan
dengan mengerok halus permukaan, menciptakan gambar yang dibuat dari gelap ke
terang. Mungkin juga menciptakan gambar hanya dengan mengkasarkan bagian
tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap.
Mezzotint dikenal karena kualitas tone-nya yang kaya:
pertama, karena permukaan yang dikasarkan secara merata menahan banyak tinta,
menghasilkan warna cetak yang solid; kedua, karena proses penghalusan tekstur
dengan menggunakan burin, atau alat lain menghasilkan gradasi halus untuk
mengembangkan tone.
Metode
mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-1680). Proses ini dipakai
secara luas di Inggris mulai pertengahan abad delapanbelas, untuk mereproduksi
foto dan lukisan.
Aquatint adalah variasi dari etsa. Seperti etsa, aquatint
menggunakan asam untuk membuat gambar cetakan pada plat logam. Pada teknik etsa
digunakan jarum untuk menciptakan garis yang akan menjadi warna tinta pekat,
aquatint menggunakan serbuk resin yang tahan asam untuk menciptakan efek tonal.
Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan teknik aquatint.
Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan teknik aquatint.
Drypoint
Merupakan variasi dari engraving, dikerjakan dengan alat
runcing, bukan dengan alat burin berbentuk “v”.Sementara garis pada engraving
sangat halus dan bertepi tajam, goresan drypoint meninggalkan kesan kasar pada
tepi garis.Kesan ini memberi ciri kualitas garis yang lunak, dan kadang-kadang
berkesan kabur, pada drypoint.Karena tekanan alat press dengan cepat merusak
kesan tersebut, drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil;
sekitar sepuluh sampai duapuluh karya. Untuk mengatasi ini, penggunaan
electro-plating (pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain) telah
dilakukan sejak abad sembilanbelas untuk mengeraskan permukaan plat.
Teknik ini kelihatannya ditemukan oleh seorang seniman
Jerman selatan abad limabelas yang memiliki julukan Housebook Master, di mana
semua karya-karyanya menggunakan drypoint. Di antara seniman old master print
yang menggunakan teknik ini: Albrecht Dürer memproduksi 3 karya drypoint
sebelum akhirnya berhenti menggunakannya; Rembrandt sering menggunakannya, tapi
biasanya digabungkan etsa dan engraving.
Litografi
Litografi adalah teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh
Alois Senefelder dan didasari pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak bisa
bercampur.Digunakan permukaan berpori, biasanya sejenis batu yang disebut
limestone/batu kapur; gambar dibuat pada permukaan batu dengan medium
berminyak. Kemudian dilakukan pengasaman , untuk mentransfer minyak ke batu,
sehingga gambar ‘terbakar’ pada permukaan. Lalu dilapisi gum arab, bahan yang
larut air, menutupi permukaan batu yang tidak tertutupi medium gambar (yang
berbasis minyak). Batu lantas dibasahi, air akan berada pada bagian permukaan
yang tidak tertutup medium gambar berbasis minyak tadi; selanjutnya batu
di-roll dengan tinta berbasis minyak ke seluruh permukaan; karena air menolak
sifat minyak pada tinta maka tinta hanya menempel pada bagian gambar yang
berminyak. Kemudian selembar kertas lembab diletakkan pada permukaan,
image/gambar ditransfer ke kertas dengan menggunakan alat press. Teknik
litografi dikenal dengan kemampuannya menangkap gradasi halus dan detail yang
sangat kecil.
Variasi dari teknik ini adalah adalah foto-litografi, di
mana gambar ditangkap lewat proses fotografis pada plat logam; kemudian
pencetakan dilakukan dengan cara yang sama.
Seniman
yang menggunakan teknik ini:
George
Bellows, Pierre Bonnard, Honoré Daumier, M.C. Escher, Ellsworth Kelly, Willem
de Kooning, Joan Miró, Edvard Munch, Emil Nolde, Pablo Picasso, Odilon Redon,
Henri de Toulouse-Lautrec and Stow Wengenroth
Cetak
Saring
Cetak saring dikenal juga dengan sablon atau
serigrafi menciptakan warna padat dengan menggunakan teknik stensil.Mula-mula
seniman menggambar berkas pada selembar kertas atau plastik (kadang-kadang
dipakai juga film.)Gambar kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil. (Bagian
yang berlubang adalah bagian yang akan diwarnai.) Sebuah screen dibuat dari
selembar kain (asalnya dulu menggunakan sutra) yang direntangkan pada rangka
kayu. Selanjutnya stensil ditempelkan pada screen. Kemudian screen diletakkan
di atas kertas kering atau kain. Tinta dituangkan di sisi dalam screen. Sebuah
rakel dari karet digunakan untuk meratakan tinta melintasi screen, di atas
stensil, dan menuju ke kertas atau kain. Screen diangkat ketika gambar sudah
ditransfer ke kertas/kain. Tiap warna memerlukan stensil yang terpisah. Screen
bisa dipakai lagi setelah dibersihkan.
Seniman
yang menggunakan teknik ini:
Josef Albers, Chuck Close, Ralston Crawford, Robert Indiana,
Roy Lichtenstein, Julian Opie, Robert Rauschenberg, Bridget Riley, Edward
Ruscha, dan Andy Warhol.
Cetak
Digital
Cetak digital merujuk pada image/citra yang diciptakan
dengan komputer menggunakan gambar, teknik cetak lain, foto, light pen serta
tablet, dan sebagainya.Citra tersebut bisa dicetak pada bahan yang bervariasi
termasuk pada kertas, kain atau kanvas plastik.Reproduksi warna yang akurat
merupakan kunci yang membedakan antara digital print berkualitas tinggi dengan
yang berkualitas rendah. Warna metalik (emas, perak) sulit untuk direproduksi
secara akurat karena akan memantul-balikkan sinar pada scanner digital. Cetak
digital berkualitas tinggi biasanya direproduksi dengan menggunakan file data
ber-resolusi sangat tinggi dengan printer ber-presisi tinggi.
Cetak digital bisa dicetak pada kertas printer desktop
standar dan kemudian ditransfer ke art paper tradisional (misalnya, Velin Arch
atau Stonehenge 200gsm). Salah satu cara mentransfer berkas adalah dengan
meletakkan hasil cetakan menghadap permukaan, art paper kemudian diolesi dengan
Wintergreen oil di belakang cetakan, kemudian dipress.
Sosiolog Jean Baudrillard memiliki pengaruh besar dalam seni
grafis digital lewat teori yang diuraikannya dalam Simulacra and Simulation.
B. Macam-macam
Teknik Mencetak
1. Cetak Tinggi
2. Cetak Dalam
3. Cetak Datar
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, “cetak” adalah cap (terutama yg dipakai untuk
membuat buku) atau acuan (untuk membuat batu bata, kue,). Sedangkan datar
adalah berpermukaan rata, tidak turun-naik, tidak tinggi-rendah, tidak
berbukit-bukit. Yang kalau digabungkan cetak datar adalah cap dengan permukaan
rata, tidak turun-naik, tidak tinggi-rendah, tidak berbukit-bukit.
Cetak
datar adalah teknik cetak yang menggunakan klise datar dengan prinsip saling
menolak dan menerima antara lain tinta dan air. Dikatakan cetak datar karena
acuan cetak pada permukaan area gambar tidak terlihat/datar. Acuan cetak
sama tinggi dengan bidang gambar.

Gambar 2.1
Alat cetak datar modern (off set)
Istilah
lain yang paling populer di masyarakat adalah Cetak Offset. Cetak offset bisa
berupa lembaran (Sheet Fed) atau
berupa gulungan (Web Fed).
Masing-masing memiliki kelebihan. Terutama untuk yang Web Fed mampu mencetak dalam kapasistas dengan jumlah lebih besar,
biasanya untuk pembuatan surat kabar, majalah yang memiliki oplah besar. Untuk
cetak sheet lebih banyak digunakan di perusahaan kecil menengah, kebanyakan
untuk cetakan yang tidak terlalu besar, seperti brosur, poster, leaflet, dan
lain-lain.

Gambar 2.2
Bagan Penggolongan off set
Sejarah
Cetak Datar
Kita perlu
juga mengetahui bagaimana sejarah cetak datar.Cetak datar dari zaman dahulu
sampai evolusi perkembangannya sekarang ini.Apakah evolusi cetak datar itu
bentuknya tetap?Ataukah berubah seiring perkembangan zaman?Penting juga bagi
kita untuk mengetahuinya.
Pada awak
mulanya , Alois Senefelder yang berasal dari Bayern Jerman dan dilahirkan di
Praha 06 november 1771 mempergunakan lembaga yang dietsa.Tetapi harga tembaga
sangat mahal dan memerlukan waktu lama dalam menggosok pelat yang akan
digunakan.Kemudian selanjutnya ada gagasan untuk menuangi batu yang ditulis
dengan larutan sendawa sehingga gambar diatasnya akan ternaikan (muncul). Ia
berhasil dan bagian yangterkena lemak dan sampingnya sedikit termakan oleh asam
, akhirnya mencuat sekitar 1mm diatas bagian yang tidak termakan oleh asam.
Sekitar
tahun 1796 , Alois Senefelder menemukan cara mencetak semacam ini yang
dinamakan cetak batu lithografi , dan setelah melakukan eksperimen selanjutnya
yaitu sekitar kurang lebih satu tahun ketika saat diketahuilah bahwa pengetsaan
lebih rendah dari bagian yang tidak mencetak tidak perlu lagi karena pengetsaan
membuat bagian yang tidak mencetak menentang lemak dan menerima air (prinsip
lithografi). Kejadian inilah yang disebut dengan PRINSIP LITHOGRAFI (cetak
datar) yaitu dimana terjadi tolak menolak antara air dan lemak (tinta).
Setelah
ditemukan pemotretan LJM Daguere dari Prancis , maka sejak saat itu pembuatan gambar di atas batu
dengan tangan tidak lagi digunakan karena hasilnya lambat dan pada perkembangan
berikutnya sebagai acuan digunakanlah
bahan yang terbuat dari pelat logam aluminium , yang digunakan saat ini.
Bahan ini
adalah yang paling terbaik dari jenis logam lainnya sebagai pelat offset ,
lebih mudah dikerjakan dan ditangani dari pada bahan lainnya sebagai bahan
cetak. Dikatakan cetak datar karena acuan cetaknya, dimana pada bagian bidang
tidak mencetak ( non image) dan bagian cetak (image permukaannya datar).
Dan
dikatakan cetak offset karena cetaknya dilakukan tidak langsung, jadi alih
tinta dari acuan cetak dipindahkan dahulu ke media perantara (blanket) kemudian
dipindahkan pada kertas yang akan dicetak.
Pada tahun
1851, G.Sigl membuat mesin cetak batu pertama.Mesin ini menggunakan satu rol
tinta, oleh karena itu hasilnya kurang baik,akan tetapi mesin ini mengalami
kemajuan pada periode-periode perkembangan selanjutnya.
Pada tahun
1984, Marinone membuat mesin cetak yang terbuat dengan susunan silinder yangdibungkus dengan bahan elastic,sebagai
bahan perantara untuk memindahkan gambar dari silinder plat ke kertas secara
tidak langsung.
Kemudian
pada tahun 1906,Caspar Herman seorang warga Negara Jerman yang berimigrasi ke
Amerika juga membuat mesin cetak yang memakai silinder tambahan untuk
ditempatkan lembar kain karet. Penggunaan kain karet ini memungkinkan mesin
mencetak dengan jumlah cukup banyak dan dapat mencetak untuk berbagai
jenis kertas, terutama mencetak kertas
yang permukaannya licin. Karena kerataan tinta lebih baik dari pada mencetak
pada kertas yang permukaannya kasar.
Dari tahun
ke tahun mesin cetak offset mengalami penyempurnaan yang menghasilkan
mesin-mesin cetak offset modern, dari ukuran dan type yang berbeda beda. Pada
tahun yang sama yaitu 1906, Rubel dari Amerika mempunyai gagasan mempergunakan prinsip
cetak offset untuk diterapkan pada cetak rotasi. Kemudian ia menghubungi pabrik
mesin Otter dan pabrik ini membuat mesin rotasi offset pertama.
- Jenis dan Kegunaan Cetak Datar
Seperti
telah dijelaskan diatas bahwa cetak datar istilahnya sama dengan off set. Hasil
dari off set sendiri ada 2, yaitu:
1. Berupa gulungan (Web Fed). Web Fed
mampu mencetak dalam kapasistas dengan jumlah lebih besar, misalnya:
a.
surat kabar dan;

Gambar 2.3 Surat kabar
b. majalah yang memiliki oplah besar.

Gambar 2.4 Majalah oplah besar
2. Berupa lembaran (Sheet Fed) cetak
sheet lebih banyak digunakan di perusahaan kecil menengah, kebanyakan untuk
cetakan yang tidak terlalu besar, seperti:
a.
Brosur;

Gambar 2.5 Brosur
b. Poster dan;

Gambar 2.6 Poster
c.
Leaflet.

Gambar 2.7 Leaflet
4. Cetak Saring
·
Pengertian
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, pengertian cetak adalah cap (terutama yg dipakai
untuk membuat buku) atau acuan (untuk membuat batu bata, kue). Sedangkan Saring
adalah membersihkan barang cair dengan memakai alat yg berlubang halus-halus
atau memilih (untuk mencari mana yg baik, yg berkemampuan).
Disebut
teknologi cetak saring, karena acuan cetaknya berupa saringan (screen).Yang paling sederhana adalah
cetak sablon.Kelebihan dari cetak saring bisa mencetak di segala bentuk media,
datar, lengkung, atau bahkan tidak rata.Cetakan juga bisa berupa rol atau
lembaran. Cara mencetaknya merupakan dorong langsung, artinya selama proses
mencetak berlangsung tinta akan didorong langsung melalui pori – pori yang
telah dibuat untuk melewatkan tinta cetak langsung ke media cetak yang
dipergunakan.

Gambar 2.8
ilustrasi cetak saring
Cetak
saring atau sablon atau screen printing
merupakan bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Cetak saring
dapat diartikan kegiatan cetak mencetak dengan menggunakan kain gasa/kasa yang
biasa disebut screen (Guntur
Nusantara, 2007: iii). Pada umumnya cetak mencetak dilakukan pada setiap benda padat
yang datar tetapi dapat juga dilakukan di atas bentuk yang melingkar. Pada
prinsipnya cetak mencetak pada berbagai macam benda padat adalah sama.
Perbedaannya terletak pada jenis cat / tinta yang digunakan dan jenis produk
yang akan dicetak.

Gambar 2.9
Cetak saring pada kaos
·
Sejarah Cetak Saring
Menengok
sejarah cetak saring atau cetak sablon telah lama dikenal dan digunakan oleh
bangsa jepang sejak tahun 1664, abad ke 17. Ketika itu, Yuzensai Miyasaki dan
Zisukio Mirosa mengembangkannya dengan menyablon kain komono beraneka motifyang
sebelumnya dibuat motif komono dengan
batik tulis tangan. Ternyata lebih menekan biaya sehingga kimono motif sablon
mulai banyak digunakan mansyarakat jepang sejak itu, teknik cetak saring terus
berkembang dan merambah ke berbagai negara.Pada tahun 1907, pria berkebangsaan
Inggris, Samuel Simon, mengebangkan teknik sablon menggunakan chiffon sebagai
pola untuk mencetak.Chiffon merupakan bahan rajut yang dibuat dari benang
sutera halus.Bahan rajut inilah yang merupakan cikal bakal kain gasa untuk
menyablon. Menyablon dengan chiffon caranya tinta yang akan dicetak dialirkan
melalui kain gasa atau kain saring, sehingga teknikini juga sisebut silk screen
printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutera. Setelah
perang dunia II, teknik cetak saring terus berkembang pesat, inovasi –
inovasi terus dilakukan sehingga
munculah teknik-teknik baru, yang semula membuat motif secara sederhana
kemudian berkembang dengan digunakan komputer untuk membuat motif yang lebih
bervariasi.
Istilah
cetak saring di Indonesia lebih populer dengan sebutan cetak sablon. Kata
sablon dari bahasa belanda, yaitu schablon, sehingga dalam bahasa serapan
menjadi sablon (Guntur Nusantara, 2007 : 2) . Sablon dapat didefinisikan
sebagai oila berdesain yang dapat dilukis berdasarkan contoh.Cetak sablon
adalah mencetak dengan menggunakan model cetakan atau mal.Cetak saring adalah
mencetak dengan menggunakan kain gasa yang dibingkai disebut screen. Proses
pembuatan cetak saring bisa dilakukan dengan mesin seperti yang dilakukan pada
pabrik printing dan bisa dilakukan secara manual seperti yang dilakukan oleh
home industri menengah dam kecil.
Teknik
pembuatan desain motif dengan cara : tanpa kodatrace atau menggunakan kertas
warna gelap yang diafdruk, dengan kodatrace dankomputer atau teknik sparasi
warna (CMYK). zat warna yang digunakan antara lain zat warna pigmen dan zat
warna reaktif, walaupun hampir semua jenis zat warna untuk tekstil bisa
digunakan. Kain tekstil yang digunakan hampir semua jenis kain tekstil, dari
serat sintetis atau serat alam yang mempunyai permukaan datar bisa disablon
dengan menggunakan screen.
·
Alat Cetak Saring
Alat cetak saring diantaranya
adalah:
1. Screen
Screen
atau kain screen adalah alat untuk memegang gambar yang
digunakan mencetak/menyaring cat/tinta, merupakan peralatan
utama yang digunakan dalam kegiatan cetak sablon. Screen terbuat
dari kain kasa (sutra) seperti saringan. Cara menggunakannya
adalah terlebih dahulu screen dipasangkan pada bingkai kayu atau
dengan keadaan kain ditegangkan, sehingga tinta akan mengalir
melalui pori – pori screen yang kecil dan tipis.
digunakan mencetak/menyaring cat/tinta, merupakan peralatan
utama yang digunakan dalam kegiatan cetak sablon. Screen terbuat
dari kain kasa (sutra) seperti saringan. Cara menggunakannya
adalah terlebih dahulu screen dipasangkan pada bingkai kayu atau
dengan keadaan kain ditegangkan, sehingga tinta akan mengalir
melalui pori – pori screen yang kecil dan tipis.
Screen
memiliki beberapa macam ukuran pori - pori (lubang), yang penggunaannya
disesuaikan dengan benda yang akan dicetak, semakin tinggi ukuran kain screen
berarti semakin halus keadaan kain tersebut (semakin
banyak lobang/saringannya), yang berarti lubangnya semakin sempit/kecil, sebaliknya semakin rendah nomer kain berarti semakin besar pori – pori screen, jumlah lubangnya semakin sedikit, tetapi lubangnya/pori-pori justru lebih besar.
banyak lobang/saringannya), yang berarti lubangnya semakin sempit/kecil, sebaliknya semakin rendah nomer kain berarti semakin besar pori – pori screen, jumlah lubangnya semakin sedikit, tetapi lubangnya/pori-pori justru lebih besar.

Gambar
2.10 Screen
Adapun
ukuran screen itu sendiri diawali dari angka; T30, T50, T60, T90, T100 yang
digunakan untuk mencetak jenis tekstil dan T120, T150, T165, T180, T200. Sasaran
Cetak Ukuran Kode:






Jenis dari
kain saring (screen) ada bermacam – macam:
a.
Kain sutra
Pengunaan
kain screen sutra sebagai tabir screen dimanfaatkan
terbatas pada jenis – jenis benda yang meresap (kain) mengingat kemampuan tabir sutra hanya untuk sekali pakai, karena memiliki kelemahan sebagai beerikut:
terbatas pada jenis – jenis benda yang meresap (kain) mengingat kemampuan tabir sutra hanya untuk sekali pakai, karena memiliki kelemahan sebagai beerikut:
1) lemah terhadap zat kimia;
2) tidak memiliki ukuran jumlah lubang;
3) tidak memiliki daya lentur;
4) dalam penggunaan sutra tahan lama.
b. Kain Monofilamen
Kain
Monofilamen terbuat dari benang tunggal yang dianyam.
Kain ini memberi pencetakan yang halus, aliran tinta yang mudah
diatur dan hasil cetakan yang tajam.Kain monofilamen bisa terbuat dari nylon (polymide) atau polyster. Kain nylonmonofilament sangat elastis, tahan gesekan dan tahan bahan – bahan kimia, dapat dipakai berulang – ulang, dan sangat cocok untuk pekerjaan yang memerlukan register yang sangat tinggi.
Kain ini memberi pencetakan yang halus, aliran tinta yang mudah
diatur dan hasil cetakan yang tajam.Kain monofilamen bisa terbuat dari nylon (polymide) atau polyster. Kain nylonmonofilament sangat elastis, tahan gesekan dan tahan bahan – bahan kimia, dapat dipakai berulang – ulang, dan sangat cocok untuk pekerjaan yang memerlukan register yang sangat tinggi.
c.
Kain Multifilamen
Kain
monofilamen terbuat dari beberapa benang tunggal kecil yang dipelintir dan
dianyam.Pelintiran ini menghasilkan kain yang lebih berat, tebal yang
menyebabkan penghantaran tinta lebih banyak.Kain ini cocok untuk mencetak kain.
d. Kain polyster
Kain
polyster tersedia dalam jenis multifilamen dan monofilamen.Jenis monoofilamen
lebih banyak di pakai, jenis ini lebih tahan gesekan dan tidak terlalu elastis,
sehingga baik untuk pekerjaan yang memerlukan registrasi.
e.
Kain Nylon
Kain nylon
merupakan bahan yang dibuat khusus dari nylon
monofilament sebagai syarat mutlak dalam pencetakan sablon.
Kain nylon banyak beradar di pasaran dibandingkan jenis kain
screen yang lainnya.
monofilament sebagai syarat mutlak dalam pencetakan sablon.
Kain nylon banyak beradar di pasaran dibandingkan jenis kain
screen yang lainnya.
2. Rakel (squeeqee)
Rakel
berguna untuk menekan tinta dari kain screen (saring) ke atas
kertas atau bahan lain yang akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik.Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak.
kertas atau bahan lain yang akan disablon. Biasanya terbuat dari karet atau plastik sintetik.Pada bahan yang lunak dan tumpul biasanya mengalirkan lebih banyak tinta pada media cetak.
Sedangkan
bahan yang keras dan tajam mengalirkan lebih sedikit tinta, sehingga
mempercepat pengeringan. Ujung bundar untuk memindahkan tinta dalam jumlah
banyak, misalnya untuk mencetak warna terang diatas latar belakang gelap diatas
obey datar. Juga digunakan untuk mencetak tinta fluorescent.Sisi bulat,
digunakan untuk mencetak di atas kain karena memindahkan banyak tinta.

Gambar2.11 Rakel (squeeqee)
3. Meja Cetak
Meja cetak
yang digunakan khusus untuk sablon, yaitu daun meja dibuat dari kaca dengan
ketebalan 5 mm. Rancangan dibuat khusus untuk sablon dengan posisi kedudukan
engsel penyekat (catok) sejajar dengan permukaan kaca.

Gambar
2.12 Meja cetak saring
4. Catok (Engsel Cetak)
Catok/engsel
penyekat merupakan gabungan dari alat penyekat
(catok dengan engsel). Pada satu bagian sebagai alat penyekat
(melakukan tekanan pada sisi bingkai), sedang bagian lain, engsel
berfungsi sebagai alat yang menggerakkan catok.
(catok dengan engsel). Pada satu bagian sebagai alat penyekat
(melakukan tekanan pada sisi bingkai), sedang bagian lain, engsel
berfungsi sebagai alat yang menggerakkan catok.

Gambar2.13 Catok/engsel penyekat
5. Bingkai ( Frame ) Screen
Bahan yang
dipakai untuk membuat bingkai screen harus dari kayu
jati. Maksudnya adalah agar tahan lembab (basah), panasmatahari, dan bahan-bahan kimia.Oleh karena itu dipilih dari bahan yang baik atau bahan yang tidak mudah terpengaruh oleh suhu (temperature).Tebal penampang ± 3 Cm dengan lebar 5 Cm, dibuat sesuai dengan keperluan.Makin besar ukuran bingkai, makintebal penampangnya.Permukaan bingkai harus rata, tidak melengkung.
jati. Maksudnya adalah agar tahan lembab (basah), panasmatahari, dan bahan-bahan kimia.Oleh karena itu dipilih dari bahan yang baik atau bahan yang tidak mudah terpengaruh oleh suhu (temperature).Tebal penampang ± 3 Cm dengan lebar 5 Cm, dibuat sesuai dengan keperluan.Makin besar ukuran bingkai, makintebal penampangnya.Permukaan bingkai harus rata, tidak melengkung.

Gambar
2.14 Bingkai Screen
6. Rak Jemur
Rak jemur
berfungsi sebagai tempat pengeringan hasil cetakan atau
sablonan.Bahan yang digunakan untuk membuat rak adalah kayu
jati, meranti, atau sejenisnya.Bentuk rak yang baik ialah reng atau
lis, yang dibuat persegi empat dan pada masing-masing sisi
dihubungkan dengan anyaman tali nylon yang mempunyai
ketahanan dan elastis yang baik. Jarak antara tali satu dengan yang
lain lebih kurang 5 Cm.
sablonan.Bahan yang digunakan untuk membuat rak adalah kayu
jati, meranti, atau sejenisnya.Bentuk rak yang baik ialah reng atau
lis, yang dibuat persegi empat dan pada masing-masing sisi
dihubungkan dengan anyaman tali nylon yang mempunyai
ketahanan dan elastis yang baik. Jarak antara tali satu dengan yang
lain lebih kurang 5 Cm.

Gambar 2.15 Rak jemur
7. Gelas Ukur
Kegunaan
gelas ukur adalah untuk mengukur bahan zat cair yang
memerlukan ketepatan jumlah ukuran dalam cc. Gelas ukur biasanya
untuk mengukur penggunaan pigment atau zat pewarna tinta.
memerlukan ketepatan jumlah ukuran dalam cc. Gelas ukur biasanya
untuk mengukur penggunaan pigment atau zat pewarna tinta.

Gambar 2.16 Gelas ukur
8. Mangkuk
Plastik
Mangkuk
plastik berfungsi sebagai tempat mengolah bahan peka
cahaya yang berupa serbuk seperti, Chromatine, Chrom Gelatine,
Gelatine Bichromate, atau untuk mengolah bahan pengapus peka
cahaya (obat afdruk). Plastik tahan terhadap bahan soda api,
Sodium Hyphokloride yang kedua bahan ini mudah bereaksi dengan
bahan logam.
cahaya yang berupa serbuk seperti, Chromatine, Chrom Gelatine,
Gelatine Bichromate, atau untuk mengolah bahan pengapus peka
cahaya (obat afdruk). Plastik tahan terhadap bahan soda api,
Sodium Hyphokloride yang kedua bahan ini mudah bereaksi dengan
bahan logam.

Gambar
2.17 Mangkuk plastic
9. Bantalan Pengalas
Bantalan
pengalas terbuat dari bahan kayu yang diberi karet danditutupi dengan kain
warna gelap. Fungsi dari bantalan pengalas adalah untuk alas tekanan kaca
terhadap film di atas permukaan Modul GRA:CTK:009 27 screen, mencegah pembiasan
sinar dan menjamin ketajaman hasil afdruk.
10. Kaca Penekan
Kaca
penekan adalah kaca bening persegi empat setebal ± 5 mm,yang digunakan untuk
menekan film dari atas, mencegah pembiasan sinar terhadap film, menjamin
kemantapan posisi film di atas screen dan sekaligus menjamin ketajaman hasil
afdruk.

Gambar
2.18 Kaca penekan
11. Meja Gambar
Meja
gambar adalah meja yang di atasnya diberi kaca bening
setebal lebih kurang 5 mm dan di bawahnya diberi lampu.Meja
gambar berfungsi sebagai tempat untuk mengecek atau mengontrol
film sebelum pengafdrukan dan hasil cetakan.
setebal lebih kurang 5 mm dan di bawahnya diberi lampu.Meja
gambar berfungsi sebagai tempat untuk mengecek atau mengontrol
film sebelum pengafdrukan dan hasil cetakan.

Gambar
2.19 Meja gambar
12. Central Coater
Central
Coater adalah bahan yang terbuat dari stainlesstil yang
dilapisi bahan monyl dan berbentuk segi empat panjang
sertamenyerupai dusgrip (tempat pensil).Central Coater berfungsi
sebagai alat untuk melapisi bahan peka cahaya (obat afdruk) pada
permukaan screen.
dilapisi bahan monyl dan berbentuk segi empat panjang
sertamenyerupai dusgrip (tempat pensil).Central Coater berfungsi
sebagai alat untuk melapisi bahan peka cahaya (obat afdruk) pada
permukaan screen.

Gambar 2.20 Central Coater
Bahan cetak saring
Bahan cetak saring
Kertas gambar: kertas gambar atau
kertas HVS digunakan untuk membuat desain motif yang akan disablon. Digunakan
untuk memisah motif tiap warna, gambar yang dibuat pada kertas HVS yang dibuat
menggunakan tinta cina atau hasil print komputer bisa langsung diafdruk degan
cara dibuat transparan.
Pensil warna/cat poster: untuk
membuat desain dan membedakan warna yang akan dipisahkan.

Berbagai media cetak/sablon dalam
tekstil sesuai kebutuha benda
yang akan dibuat.
Kaos untuk disablon bisa dalam
bentuk lembaran tetapi sudah dipotong, biasanya bagian depan saja yang disablon
sehingga apabila terjadi kesalahan bisa lebih hemat. Selain selendang untuk
disablon, kain ukuran taplak meja atau kain lembaran untuk membuat tas, perlu
diperhatikan bahan yang bisa disablon yaitu bahan yang permukaan
datar atau halus.


Opaque ink dan tinta Cina: tinta
Cina digunakan untuk menggambar memisahkan motif tiap warna pada kertas HVS
/kalkir atau kodatrace dengan menggunakan kuas.
Opaque Ink untuk menggambar
memisahkan motif tiap warna pada kodatrace.
Obat peka cahaya: obat peka cahaya
merupakan larutan pokok dalam proses afdruk screen, merupakan campuran antara
emulsi dan sensitizer (cairan peka cahaya).

Dipasaran bahan ini terdapat dalam
satu kemasan dus kecil yang berisi dua buah botol.Botol besar berisi cairan
emulsi, botol kecil berisi cairan sensitizer (larutan Kromatin). Digunakan
untuk melapisi screen pada proses afdruk, pelapisan dilakukan pada ruang gelap
atau ada cahaya lampu merah.
Penghapus screen: ulano 5 atau
kaporit digunakan untuk menghapus obat peka cahaya pada screen apabila sudah
tidak digunakan.
Ulano 8 untuk menghapus bayangan
pada screen.


Zat warna untuk sablon
Hampir semua jenis zat warna dalam
tekstil bisa digunakan dalam penyablonan. Tetapi zat warna pigmen paling bayak
digunakan contohnya sandy colour walaupun sifatnya hanya menempel pada
permukaan serat tekstil atau kain, tetapi penggunaannya sangat mudah, seperti
untuk warna pokok Merah, Biru, Kuning dan Hitam atau CMYK (Cian, Magenta,
Yellow dan Hitam). Selain itu dalam Industri besar dan kecil banyak menggunakan
zat warna Reaktif (Remazol, Procion dan Cibacron) dan Zat warna Dispersi untuk
kain sintetis.Berikut ini contoh zat warna Pigmen dalam bentuk cair dan Zat
Warna Reaktif dalam bentuk serbuk.

Pengental dan obat bantu
Soda Abu: Soda Ash (Na2CO3) termasuk
alkali kuat berfungsi sebagai pengikat dalam pewarnaan zat warna reaktif. Soda
kue: Sodium bikarbonat (NaHCO3), termasuk alkali lemah berfungsi sebagai
fiksasi zat warna reaktif, untuk membuat suasana alkali.


Pengental untuk zat warna pigmen
(sandy) menggunakan pengental emulsi dalam bentuk liquid ada beberapa macam
pengental.Fasdy yaitu pengental yang dicampur dengan sandy menghasilkan
sablonan tidak timbul.Rubber warna dicampur dengan sandy menghasilkan sablonan
timbul diraba menonjol pada hasil sablonan, rubber white untuk sablonan putih
atau sablonan dasar untuk bahan tekstil / kaos warna gelap.
Manutex merupakan agar-agar rumput
laut yang tidak berwarna dan tidak mewarnai bahan, digunakan sebagai pengental
zat warna dalam bentuk serbuk seperti zat warna reaktif atau dispersi. Manutek
dilarutkan dengan air dan diberi obat bantu soda abu atau soda kue untuk
penguat warna.

Sabun colet: sebagai pencuci screen
setelah penyablonan untuk meghilangkan sisa warna dan minyak atau kotoran
lainnya.
Hidronal G: lem kain, sebagai
pelapis pada papan landasan untuk menempelkan kain/ kaos yang akan disablon
supaya permukaan rata dan tidak lepas pada penyablonan warna berikutnya (ke-2,
3, dst).
Dandang: panci yang dilengkapi
sarangan digunakan untuk proses fiksasi steam zat warna reaktif dan dispersi
Kertas asturo warna gelap:
bahan yang digunakan untuk membuat
gambar /motif berlubang pada proses cetak saring teknik pemotongan/tanpa
kodatrace.
Kertas karbon putih:media untuk
memindahkan motif dari kertas pola ke kertas asturo warna pada proses cetak
saring teknik pemotongan.
Jika materi/bahan ini berguna bagi
anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai
Donasi/sumbangan anda.
Berikut adalah langkah-langkah dalam proses cetak saring baju kaos
(t-shirt):
- Siapkan pola disain yang sudah dibuat diatas meja.
- Jiplaklah pola disain tadi keatas kalkir sampai pekat, sejumlah tiga lembar, sesuai dengan jumlah warna.
- Siapkan peralatan untuk afdruk diruang gelap.
- Olesi screen sebanyak tiga buah dengan obat afdruk sampai rata, dilanjutkan dengan pengeringan screen dengan hair dryer.
- Tempelkan masing-masing screen dengan film yang sudah ada dibantu dengan isolasi.
- Susunlah peralatan untuk afdruk dengan tepat.
- Sinarilah perlatan afdruk tadi dengan lampu/matahari, satu persatu.
- Siramlah screen dengan air dilanjutkan dengan penyemprotan sampai berlubang, keringkan.
- Siapkan kaos dan pasanglah pada meja cetak.
- Pasanglah screen diatas kaos tersebut.
- Usahakan motif pas berada ditengah.
- Tuangkan cat pada permukaan screen.
- Hapuslah/gosoklah permukaan screen tadi dengan menggunakan rakel secara berulang-ulang.
- Angkat screen secara perlahan-lahan.
- Lanjutkan pekerjaan tadi memasang screen sampai mencetak dengan screen dan warna yang lain sesuai dengan disain.
- Lepas kaos dari meja cetak, kemudian keringkan dan setrika (fiksasi).
5.
Mencetak Lipat
6.
Mencetak Bayangan
C. Prosedur
Mencetak
Mencetak merupakan suatu cara memperbanyak gambar dengan
alat cetak atau acuan atau klise. Alat cetak dapat diperoleh secara sederhana
atau di rencana. Dalam perkembanagan seni rupa mencetak biasa dikatakan seni
grafis yakni merupakan karya dwi mantra yang dibuat untuk mencurahkan ide atau
gagasan dan emosi seseorang dengan menggunakan teknik cetak, sehingga
memungkinkan pelipat gandaan karyanya. Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas
keterampilan maupun keterampilan penciptanya.
Klise atau Acuan dan Hasil Cetakan

Berbagai
macam proses mencetak antara lain : 1. Cetak tinggi, 2. Cetak dalam, 3.Cetak
datar, 4. Cetak saring, 5.Cetak Lipat, 6. Mencetak bayangan
1. Cetak
Tinggi
Proses cetak tinggi menggunakan klise atau acuan atau alat
cetak yang akan menghasian gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak
dioles dengan tinta, bagian yang menonjol itu akan menerima tinta. Jika klise
atau alat cetak itu ditempelkan pada kertas keudian diangkat, aka tampaklah
gambar pada kertas contoh cetak tinggi yang sederhana ialah :
Stempel Jari, potongan pelepah piang, tutup botol, kulit
kacang, buah-buahan, rol tissue dan benang di temple, cukilan ubi/ wortel dsb.
Dibawah
ini contohnya :

Pembuatan klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan
cara guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak. Contohnya media
berupa : guntingan gambar, papan atau karet (linoleum) atau ubi akrilik atau
cap poster atau pewarna kulit, pensil, kuas, pisu atau alat pencukil dan kertas
gambar.
Cara
membuatnya :
a.
Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi
b.
pola ditoreh atau dicukil dengan pisau atau alat pencukil
c.
klise atau alat cetak selesai
d.
klise atau alat cetak dioles dengan tinta.
e.
Cetakan keatas kertas gambar
f.
jadilah gambar cetakan

2. Cetak
dalam
Proses cetak dalam menggunakan klise / alat cetak yang akan
menghasilkan gambar adalah bagian yang menjeluk / dalam.
Cara
pembuatannya sebagai berikut :
a.
Siapkan tembaga / seng atau plastik
yang tebal, alat gores yang tajam tinta, kuas, kain lap.
b.
Membuat gambar pada tembaga / seng
dengan cara digores
c.
Tinta dioleskan pada bagian yang
menjeluk / dalam
d.
Tinta yang menempel pada bagian
datar dibersihkan.
e.
Kemudian kertas yang akan dicetak
diletakkan pada permukaan klise.
Kertas
ini harus kertas yang mudah menyerap tinta.

f.
Selanjutnya ditindih dengan rata
atau dipres dengan alat pres
g.
Akhirnya kertas diangkat dan
tampaklah gambar pada kertas
3. Cetak
Datar
Contoh yang sederhana ialah cetak agar-agar.
Media agar-agar, air, lem arab, gula pasir, dan glaserin,
seng tempat untuk menuangkan, kompor, kertas gambar, tinta.
Urutkan kegiatan sebagai berikut :
a.
Membuat adonan acuan dengan menggunakan agar-agar, yakni
rendam agar-agar,yakni:rendam agar-agar dengan air dingin selama 5 menit.
Kemudian agar-agar dimasukan ke dalam air mendidih sehingga menjadi cairan.
Memasukan lem arab, glaserin, sperlunya kemudian diduk sampai merata dan
membeku,
b.
Membuat gambar pada kertas dengan tinta,
c.
Letakan kertas itu pada permukaan agar-agar yang di siapkan
terlebih dahulu.permukaan kertas bergambar berada di bawah menempel pada
agar-agar.tekanlah kertas itu sampai rata pada agar-agar, lalu angkatlah dengan
hati-hati.gambar tadi menempel pada permukaan agar-agar.jika kemudian kertas
kosong di letakkan pada agar-agar itu di tekan sampai rata, lalu
diangkat,gambar akan tercetak pada kertas itu.
Sekarang hampir semua percetakan
menggunakan mesin cetak offset yang berdasar pada proses cetak
datar/rata.acuanya di sebut pelat.bagian yang menghasilkan gambar mampu
menangkap tinta, tetapi menolak air. Sebaliknya bagian pelatnya menolak
tinta,menarik air. Tinta yang dioleskan pada plat itu dicampur air menurut
perbandingan tertentu. Jika tinta dioleskan pada pelat, hanya bagian yang akan
menghasilkan gambar gambar saja yang menerima tinta, selanjutnya pindah pada
kertas yang dicetak.
Cetak datar yang sederhana dapat
menggunakan kaca.Disisni dikatakan datar, karena menggunakan kca sebagai
cetakan yang mempunyai permukaan datar.
Media kaca satu lembar, kertas
gambar yang lebih lebar daripada kaca, cat atau lem kanji yang dicampur dengan
pewarna kue, kain lap, tempat cat, kuas dan Koran bekas untuk alas.
Teknik pembuatan :
a.
Kaca digambari dengan cat atau lem kanji dicampur dengan
pewarna kue.
b.
Letakkan kertas diatas kaca yang telah digambari.
c.
Kertas ditekan sambil diratakan.
d.
Angkat kertas dari kaca.
e.
Jadilah gambar di kertas.

4. Cetak Saring
Proses cetak saring atau cetak
sablon yang disebut juga cetak stensil ini, bagian alat cetak/klise/ acuan
merupakan bahan sutera sebagai saringan, tinta menembus acuan menghasilkan
gambar.
Cara Membuatnya :
a.
Siapkan kain polos yang halus, bingkai kayu (20 x 30 cm),
rakel, lem kanji, pewarna kue atau tinta cina, llin, alat pemanas / kompor /
anglo / kuas, cat kaleng dan paku kecil secukupnya.
b.
Buatlah klise / acuan dengan memasang kain pada bingkai
kayu, lalu digambari dengan pensil dan di susul dengan digambar dengan lem yang dicampur dengan pewarna kue,
c.
Gambar kering, lalu sekitarnya di olesi dengan lilin cair,
d.
Cucilah lem yang kering setelah lilin dingin dan biarkan
melekat pada kain,
e.
Selanjutnya acuan/ klise siap untuk menyablon. Letakkan
kertas di bawah acuan. Kemudian cat diratakan dengan raket. Akhirnya cat akan
menembus kain dan terwujudlah gambar pada kertas.

5. Mencetak Lipatan
Teknik cetak ini merupakan cara yang
sederhana, yakni cetak lipatan kertas. Dengan teknik ini Anda akan memperoleh
gambar-gambar yang menarik da bagus.
Cara membuatnya sebagai berikut :
a.
Siapkan kertas gambar, langsung dilipat
b.
Buka lipatan, lalu teteskan tinta beberapa warna
c.
Tutuplah lipatan tadi, biarkan sebentar
d.
Bukalah lipatan tersebut. Anda dapat melihat hasil
cetakannya.

6. Mencetak Bayangan
Mencetak bayangan merupakan kegiatan
berkarya seni rupa yang menghasilkan gambar bayangan.
Media yang digunakan diperlukan
kertas gambar, daun atau guntingan
gambar, cat air, cat semprotan atau pewarna kue, sikat gigi bekas dan sisir.
Cara Mencetak :
a.
Daun atau guntingan gambar diletakkan diatas kertas gambar
b.
Cara mencetak dengan sisir atau dengan semprotan
c.
Setelah cat kering, daun atau guntingan kertas diangkat.

D. Proses Pembelajaran Seni Budaya dan Kebudayaan
(SBK) Mencetak di tingkat Sekolah Dasar
Terkadang, untuk membuat siswa
tertarik melakukan kegiatan yang mungkin mulai membosankan karena sudah menjadi
rutinitasnya sehari-hari, kita harus memikirkan cara lain supaya kegiatan yang
membosankan itu kembali menjadi hal yang menyenangkan.
Seperti hari ini, untuk membuat
siswa tertarik mewarnai gambar lagi setelah beberapa hari absen karena bosan
katanya. Bosan karena setiap hari ia selalu memakai benda yang sama, kalau
bukan crayon atau pensil warna.
Kegiatan pembelajaran kali ini
adalah mencetak.Bahan yang diperlukan adalah Pelepah daun pisang (yang terlebih
dulu dibuang daunnya), sebuah belimbing dan beberapa helai daun jambu.Tak perlu
bahan yang rumit, cukup yang ada di sekitar rumah saja.
cat air, belimbing, pelepah pisang dan kuas untuk digunakan
mewarnai
Setelah semua yang dibutuhkan ada,
sekarang waktunya memulai.ambil satu warna cat air,dan dikeluarkan di colour
plate, beri beberapa tetes air, ratakan dengan kuas. siap dipakai. Untuk contoh
sekali dengan mengambil belimbing yang ujungnya di iris, celupkan di pewarna
lalu cetak di atas kertas.
membuat gambar bintang dengan belimbing
mewarnai gambar ikan
gambar ikan dengan sirip dari hasil cetak menggunakan
pelepah daun pisang
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mencetak adalah suatu cara memperbanyak gambar dengan alat cetak / acuan, kemudian disebut seni grafis.
Macam-macam teknik cetak
1.
Cetak tinggi merupakan suatu teknik cetak yang menggunakan alat cetak / acuan yang menonjol.
2.
Cetak data rmerupakan teknik cetak yang menggunakan alat cetak datar, contoh sederhana mencetak dengan agar-agar.
3.
Cetak saring adalah teknik cetak yang menggunakan alat cetak/acuan bahan sutera sebagai saringan, tinta mnembus saringan menghasilkan gambar.
4.
Cetakan lipatan adalah membuat gambar dengan teknik lipatan, acuannya adalah kertas yang diberi cat kemudian dilipat sementara, lalu dibuka.
5.
Cetak bayangan adalahmencetak denganteknik tutupsemprot atau dengan sisir dan sikat.
6.
Cetak dalam
Kalau cetak lubang itu apa?
BalasHapus